TEORI KEPEMIMPINAN
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di
antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya
yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1.
TEORI JENETIE
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders
are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang
pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan
bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin
karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.
2.
TEORI SOSIAL
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born
and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders are
made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang
akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3.
TEORI EKOLOGIS
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis
dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori
genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Sebuah organisasi pasti memiliki seorang pemimpin. Tanpa
adanya pemimpin organisasi tidak dapat berjalan karena tidak ada yang memimpin
dan mengarahkan organisasi tersebut. Kali ini saya akan meresume kesimpulan
pembahasan ini dari kelompok terakhir mata kuliah teori organisasi umum yaitu
kelompok 6. dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan
kepuasan kerja, keamanan, serta kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat
kinerja staff dalam suatu organisasi.
Para pemimpin juga memainkan peranan yang sangat penting dan
juga harus kritis dalam membantu kelompok, organisasi yang sedang
dipimpinnya.Maka dari itu kepemimpinan di dalam sebuah organisasi sangatlah
penting karena di dalam organisasi pasti terdiri dari beberapa orang yang
bergabung untuk mencapai tujuan yang sama. Tetapi jika didalam organisasi
tersebut tidak terdapat seseorang yang bisa memimpin dengan baik maka
organisasi tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya, malah bias saja organisasi tersebut berbanding terbalik dengan apa
yang menjadi tujuan sebelumnya atau malah bubar karena tidak ada anggota yang
bisa memimpin dan memberikan arahan serta menentukan pilihan yang terbaik untuk
anggota yang lainnya. Seperti yang dilakukan para pemimpin yang telah skses
dengan apa yang ia pimpin untuk sebuah organisasi yang ia jalankan bersama para
anggotanya.
Seorang pemimpin yang baik ialah pemimpin yang bisa makan
pada 1 meja dengan para anggotanya dan tidak membedakan anggotanya berdasarkan
status sosial dan bisa berteman baik dengan seluruh anggotanya serta dapat
bertindak tegas untuk semua jenis pelanggaran hukum yang berlaku dimasyarakat.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut
berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut
(Siagian,1997).
1.
TIPE OTOKRATIS
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
2.
TIPE MILITERITIS
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
TIPE PATERNALISTIS
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
TIPE KARISMATIK
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria
untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah
seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki
karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden
Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang
yang ‘ganteng”.
5.
TIPE DEMOKRATIS
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut
: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih
berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam
kepemimpinan adalah:
1.
Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang
disebut pemimpin (leader).
2.
Adanya
orang lain yang dipimpin
3.
Adanya
kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan
pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4.
Adanya tujuan yang hendak dicapai dan
berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar
maupun kecil.
Sejalan dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi
Hadjisarosa (1980;33) selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
a.
harus menguasai bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b.
bersikap ulet
c.
diimbangi
dengan keluwesan.
2. Melalui orang lain
a.
mampu berorganisasi
b.
mampu
berkomunikasi
c.
bersikap
manusiawi.
3. Dalam kerangka
tanggungjawab
a.
melakukan tanggungjawab secara proporsional
b.
dapat
dipercaya
c.
berjiwa
stabil.
4. Disertai dengan
kepribadian
a.
dapat memelihara dan mengembangkan entusiasme
b.
bersikap
tanggap
c.
dan
tenang.
5. Dan pengendalian
ke dalam
a.
bersikap obyektif
b.
mampu mengkoreksi diri
c.
merasa
dapat diganti.
6. Dengan
keseimbangan dalam pertimbangan
a.
keseimbangan antara keuletan dan pengertian
b.
keseimbangan antara pengetahuan dan tindakan
c.
kesimbangan antara kemajuan dan etika.
7. Dan kelebihan
dalam wawasan
a.
dalam membawakan produktivitas kerja pegawai
b.
dalam menjangkau gambaran masa depan
c.
Ketangguhan dalam menghadapi tantangan berat.
Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang
menentukan perilaku atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan
gaya pemimpin tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin
dengan bawahan tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented sryle) dan (2)
berorientasi pada bawahan (employee
oriented style).
IMPLIKASI MANAJERIAL
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan
ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta
bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya
dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah
bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan
dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua
aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus
memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi
dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun
diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan
bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin
tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi
yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan
gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan
integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya,
kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila
mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain
itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota
organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan
mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
REFERENSI:
http://meinentwerfen.blogspot.com/2013/01/pengertian-kepemimpinan-tipe-tipe-teori.html
http://softskillsyahid.blogspot.com/2012/11/resume-arti-penting-kepemimpinan-dalam.html
http://www.sriudin.com/2010/04/tipe-gaya-kepemimpinan.html
http://idhoidhoy.blogspot.com/2013/04/implikasi-manajerial-kepemimpinan-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar